Jumat, 18 Desember 2015

Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Memberi Makanan untuk Anak


Ada beberapa hal yang harus diperhatikan,  empat hal utama, sebagai berikut:
1.      Waktu pemberian makanan pendamping ASI pertama.
Harus tepat 6 bulan atau 180 hari. Tidak boleh kurang dan tidak boleh lebih. Karena ada risikonya masing-masing. Namun, ada pengecualian bagi bayi yang lahir premature. Pemberian makanan pendamping ASI harus dikonsultasikan dengan dokter, apakah mengikuti usia due date atau hari perkiraan lahir (HPL) atau bukan birth date/tanggal kelahiran karena akan terkait dengan pencernaan bayi.
2.      Tekstur makanan pendamping ASI.
Pemberian makanan pendamping ASI untuk setiap tahapan usia harus memperhatikan teksturnya. Pada usia 6 bulan, ketika bayi baru belajar makan, tekstur makanan pendamping ASI yang diberikan harus cair. Setelah itu, secara bertahap, tingkat kekentalannya dinaiknya hingga nantinya pada usia 12 bulan, anak sudah diberi makanan padat.
3.      Porsi makan.
Pada awal pemberian makanan pendamping ASI, porsi yang diberikan cukup beberapa sendok makan dewasa. Selanjutnya, jumlahnya ditingkatkan secara bertahap sesuai pertambahan usianya agar bayi mendapat porsi yang tepat.
4.      Jenis makanan.
Makanan yang diberikan harus beragam agar bayi tidak bosan dan tentunya kebutuhan gizinya terpenuhi. Jangan sampai anak kekurangan gizi karena akan mengganggu tumbuh kembangnya.
5.      Anak sangat dianjurkan untuk mengonsumsi berbagai jenis makanan. Karena tidak ada satu pun jenis makanan yang bisa memenuhi semua kebutuhan nutrisi tubuh manusia. Berikan anak makanan yang mengandung karbohidrat, protein hewani dan nabati, serta vitamin yang berasal dari buah, sayur, dan kacang-kacangan.
6.      Selain itu, ibu tetap harus perhatikan bahwa ada beberapa anak yang alergi terhadap makanan tertentu. Dalam pemberian makanan pendamping ASI, hindari pembuatan makanan beku, karena selain banyak nutrisi yang hilang, makanan ini juga rawan terkena kontaminasi bakteri.

7.      Insting lapar dan mau makan akan muncul setelah usia dua tahun. Karena itulah, selama masa makanan pendamping ASI ini anak kadang mau makan, kadang tidak. Apa pun yang sudah dihasilkan anak, apa pun yang sudah dilakukan anak, kasih apresiasi yang bagus buat dia agar anak merasa bangga.

Jenis Makanan untuk Anak Usia Dini


Makanan yang diberikan kepada anak dimulai ketika anak berusia 6 bulan, yaitu sebagai makanan pendamping ASI karena ASI tidak lagi memenuhi kebutuhan gizi bayi. Pemberian makanan pendamping ASI harus disesuaikan dengan usia balita. Pemberian makanan pendamping ASI harus bertahap dan bervariasi dari mulai bentuk bubur kental, sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembek dan akhirnya makanan padat.  Makanan pendamping ASI diberikan pada bayi di samping ASI.
Jenis makanan yang diberikan kepada anak usia dini semenjak anak pertama kali memakanan makanan selain ASI, adalah jenis makanan yang dapat mendukung tumbuhkembang anak, kesehatan dan kecerdasan anak. Jenis makanan tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Makanan yang baik untuk pertumbuhan anak
Usia anak antara dua sampai 12 tahun adalah usia dimana mereka tumbuh lebih cepat, sehingga sangat penting untuk diberi makanan yang benar dan dengan cara yang dengan benar. Selama tahun-tahun penting perkembangan anak tersebut, makanan yang diberikan kepada anak haruslah menyediakan protein, kalsium, zat besi, dan vitamin yang penting untuk mereka pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Tanpa kelengkapan gizi tersebut, pertumbuhan anak-anak bisa terhambat dan, dalam kasus-kasus serius, bahkan mempengaruhi perkembangan dan kemampuan mental dan motorik anak. Nutrisi -nutrisi penting ini terdapat dalam kelompok makanan, terutama biji-bijian, buah-buahan, sayuran, susu, dan protein.
2.    Makanan yang sehat dan bergizi untuk anak
Anak-anak membutuhkan nutrisi yang cukup agar bisa tumbuh dan berkembang dengan sehat. Oleh karena itu, anak-anak harus secara teratur makan-makanan yang kaya vitamin, mineral dan nutrisi lainnya. Selain itu, anak-anak juga harus menghindari makanan olahan dan makanan ringan yang terlalu banyak gula, karena hal ini bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh mereka dan berpengaruh buruk terhadap kesehatan.
Gizi makanan untuk anak-anak berbeda dengan orang dewasa. Anak-anak membutuhkan banyak kalori namun sedikit nutrisi untuk tumbuh dengan baik, namun diet rendah lemak dianjurkan baik bagi anak-anak maupun orang dewasa. Sementara itu balita membutuhkan diet yang mengandung jumlah lemak yang baik. Berikut adalah beberapa makanan yang tinggi gizi untuk anak:
Roti, sereal lain dan kentang adalah makanan bertepung, yang juga termasuk pasta dan nasi yang memberikan energi, serat, vitamin dan mineral; Buah-buahan dan sayuran adalah makanan yang menyediakan serat, vitamin dan mineral dan juga merupakan sumber antioksidan; Susu dan produk susu adalah makanan yang menyediakan kalsium untuk kesehatan tulang dan gigi, protein untuk pertumbuhan, ditambah vitamin dan mineral; Daging, ikan dan makanan alternatif lain seperti telur dan kacang-kacangan, menyediakan protein, vitamin dan mineral, terutama zat besi. Hal ini juga mengandung serat.
3.    Makanan yang mendukung kecerdasan anak
Masa pertumbuhan dari bayi hingga remaja merupakan waktu yang paling tepat untuk merangsang perkembangan anak, termasuk juga perkembangan kecerdasan otaknya.  Ada banyak faktor yang mempengaruhi kecerdasan anak, mulai dari faktor keturunan, lingkungan dan pastinya asupan makanan yang ia peroleh. Berikut makanan-makanan terbaik yang bisa merangsang perkembangan dan kecerdasan otak anak:

Produk susu Susu baik itu ASI maupu susu formula merupakan minuman sehat yang kaya akan sumber nutrisi seperti protein, kalsium, kalium, vitamin B dan D yang berperan sebagai nutrisi penting yang berperan dalam pertumbungan jaringan otak, neurotransmitter dan juga enzim; Buah berry mengandung asam lemak omega 3, antioksidan dan vitamin C yang selama ini sudah dikenal sebagai salah satu nutrisi yang berperan dalam perkembangan kecerdasan anak. selain itu, telur, kacang, gandum, ikan dan sayuran sangat baik untuk mendukung kecerdasan anak.

TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PADA ANAK USIA DINI


Untuk mengajarkan kemampuan membaca pada anak anak usia dini, guru perlu mengetahui tahapan perkembangan kemampuan membaca pada anak. Menurut Cochrane Efal (dalam Nurbiana Dhieni, 2005 : 5.9), perkembangan dasar kemampuan membaca pada anak usia 4-6 tahun berlangsung dalam lima tahap yakni:
1.      Tahap Fantasi (Magical Stage).
Pada tahap ini anak mulai belajar menggunakan buku. Anak mulai berpikir bahwa buku itu penting dengan cara membolak-balik buku. Kadang anak juga suka membawa-bawa buku kesukaannya. Pada tahap ini orang tua hendaknya memberikan model atau contoh akan arti pentingnya membaca dengan cara membacakan sesuatu untuk anak, atau membicrakan tentang buku bersama anak.
2.      Tahap Pembetukan Konsep Diri (Self Concept Stage).
Anak memandang dirinya sebagai pembaca dan mulai melibatkan dirinya dalam kegiatan membaca, pura-pura membaca buku. Orang tua perlu memberikan rangsangan dengan jalan membacakan buku pada anak. Berikan akses pada anak untuk memperoleh buku-buku kesukaannya.
3.      Tahap Membaca Gambar (Bridging Reading Stage).
Anak menyadari cetakan yang tampak dan mulai dapat menemukan kata yang sudah dikenal. Orang tua perlu membacakan sesuatu kepada anak, menghadirkan berbagai kosa kata pada anak melalui lagu atau puisi. Dan berikan kesempatan membaca sesering mungkin.
4.      Tahap Pengenalan Bacaan (Take-off Reader Stage).
Anak mulai menggunakan tiga sistem isyarat (graphoponic, semantic dan syntactic) secara bersama-sama. Anak mulai tertarik pada bacaan dan mulai membaca tanda-tanda yang ada di lingkungan seperti membaca kardus susu, pasta gigi dan lain-lain. Pada tahap ini orang tua masih harus membacakan sesuatu pada anak. Namun jangan paksa anak untuk membaca huruf demi huruf dengan sempurna..
5.      Tahap Membaca Lancar (Independent Reader Stage).
Anak dapat membaca berbagai jenis buku secara bebas. Orang tua dan guru masih harus tetap membacakan buku pada anak. Tindakan tersebut dimaksudkan dapat mendorong anak untuk memperbaiki bacaannya. Bantu anak memilih bacaan yang sesuai.

Adapun tahap-tahap membaca lainnya yaitu :
1)      Tahap I
Membaca bahan yang telah dipelajari, mengucapkannya dengan baik atau bahan yang mungkin telah diingat. Bahan-bahan tersebut mungkin berupa percakapan, nyanyian, serangkaian kalimat tindakan ataupun cerita sederhana mengenai hal-hal yang telah dialami. Dalam tahap ini, perlu ada bimbingan untuk mengembangkan atau meningkatkan responsi-responsi visual yang otomatis terhadap gambaran-gambaran huruf yang akan dilihat pada gambaran cetakan. Selain itu harusbenar-benar memahami bahwa kata-kata tertulis itu mewakili atau menggambarkan bunyi-bunyi.

2)      Tahap II
Menyusun kata-kata serta struktur- struktur dari bahasa asing yang telah diketahui menjadi bahan dialog atau paragraf yang beraneka ragam. Pada tahap ini perlu dibimbing dalam membaca bahan yang baru disusun.

3)      Tahap III
Membaca bahan yang berisi sejumlah kata dan struktur yang masih asing atau belum biasa. Beberapa percobaan informal telah menunjukkan bahwa pembaca mengalami sedikit kesulitan bahkan tidak mengalami kesulitan sama sekali menghadapi sebuah kata baru yang diselipkan di antara tiga puluh kata biasa.Pada tahap ini pembaca acapkali teks-teks tata bahasa berisi paragraf-paragraf atau pilihan-pilihan yang sesuai buat bacaan.

4)      Tahap IV
Pada tahap ini, beberapa spesialis dalam bidang membaca menganjurkan penggunaan teks-teks sastra yang telah disederhanakan atau majalah-majalah sebagai bahan bacaan.
5) Tahap V

Pada tahap ini seluruh dunia buku terbuka, dalam pengertian bahan bacaan tidak dibatasi (Finocchiaro and Bonomo, 1973:123–125 dalam Tarigan,1979:18–20).

Cara Perlindungan Anak dari Pengaruh Negatif Media


Metode atau cara mendidik anak pada usia dini, tentu sangatlah berbeda dengan metode atau cara mendidik anak pada masa remaja atau masa setelahnya. Untuk mendidik anak pada usia dini, kita harus menyajikan materi yang akan kita ajarkan dengan desain yang sangat menyenangkan, salah satunya dengan komputer.
Dengan komputer, proses belajar anak akan terasa sangat menyenangkan. Hal itu tidak bisa dipungkiri lagi, dengan komputer kita bisa memasukkan program-program edukasi yang cocok untuk pendidikan anak pada usia dini. Dengan komputer pula, kita sebagai pendidik akan merasa sangat terbantu dengan penyampaian yang disajikan oleh komputer tanpa meragukan hasil yang kurang optimal. Adanya tampilan gambar warna-warni yang dapat bergerak serta didukung dengan suara atau nyanyian yang riang gembira dapat merangsang anak untuk lebih betah bermain sambil belajar. Karena hanya metode bermain sambil belajarlah yang cocok diberikan kepada anak usia dini.
Agar penggunaan TIK  lebih optimal dan di jalankan dengan baik dan benar, berikut ada beberapa metode pemecahan masalah agar dampak negatif dari TIK dapat tertanggulangi, yaitu:
1)      Mempertimbangkan pemakaian TIK dalam pendidikan, khususnya anak usia dini yang masih harus dalam pengawasan ketika sedang melakukan pembelajaran dengan TIK.

2)      Tidak menjadikan TIK sebagai media atau sarana satu-satunya dalam pembelajaran, namun juga bisa dengan buku cerita dan gambar-gambar yang menarik.
3)      Menggunakan software yang dirancang khusus untuk melindungi ‘kesehatan’ anak. Misalnya saja program nany chip atau parents lock yang dapat memproteksi anak dengan mengunci segala akses yang berbau seks dan kekerasan.
4)      letakkan komputer di ruang publik rumah, seperti perpustakaan, ruang keluarga, dan bukan di dalam kamar anak.
5)      Untuk mencegah kecanduan orang tua perlu membuat kesepakatan dengan anak soal waktu bermain komputer. Sehingga pada usia yang lebih besar, diharapkan anak sudah dapat lebih mampu mengatur waktu dengan baik.

Rabu, 16 Desember 2015

Pola Perilaku dalam Situasi Sosial pada Masa Kanak-kanak Awal



1.    Pola Perilaku Sosial
a.       Kerjasama
Anak belajar bermain atau bekerja secara bersama dengan anak lain sampai mereka berumur 4 tahun. Semakin banyak kesempatan yang mereka miliki untuk melakukan sesuatu bersama-sama, semakin cepat mereka belajar melakukannya dengan cara bekerja sama.

b.      Persaingan
Jika persaingan merupakan dorongan bagi anak-anak untuk berusaha sebaik-baiknya, hal itu akan menambah sosialisasi mereka. Jika hal itu diekspresikan dalam pertengkaran dan kesombongan, akan mengakibatkan akan timbulnya sosialisasi yang buruk.

c.       Kemurahan Hati
Terlihat pada kesediaan untuk berbagi sesuatu dengan anak lain, meningkat dan sikap mementingkan diri sendiri semakin berkurang setelah anak belajar bahwa kemurahan hati menghasikan penerimaan sosial.

d.      Hasrat akan Penerimaan Sosial
Jika hasrat untuk diterima kuat, hal itu mendorong anak untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan sosial. Hasrat untuk diterima oleh orang dewasa biasanya timbul lebih awal dibandingkan dengan hasrat untuk diterima oleh teman sebaya.

e.       Simpati
Anak kecil tidak mampu berperilaku simpatik sampai mereka pernah mengalami situasi yang mirip dengan dukacita. Mereka mengekspresikan simpati dengan berusaha menolong atau menghibur seseorang yang sedang bersedih.

f.       Empati
Merupakan kemampuan meletakkan diri sendiri dalam posisi orang lain dan menghayati pengalaman orang tersebut. Hal ini hanya berkembang jika anak dapat memahami ekspresi wajah atau maksud pembicaraan orang lain.

g.      Ketergantungan
Ketergantungan terhadap orang lain dalam hal bantuna, perhatian dan kasih sayang mendorong anak untuk berperilaku dalam cara yang diterima secara sosial. Anak yang berjiwa bebas kekurangan motivasi.

h.      Sikap Ramah
Anak kecil memperlihatkan sikap ramah melalui kesediaan melakukan sesuatu untuk atau bersama anak/orang lain dan dengan mengespresikan kasih sayang kepada mereka.

i.        Sikap Tidak Mementingkan Diri Sendiri
Anak yang mempunyai kesempatan dan mendapat dorongan untuk membagi apa yang mereka miliki dan yang tidak terus-menerus menjadi pusat perhatian keluarga, belajar memikirkan orang lain dan berbuat untuk orang lain dn bukannya hanya memusatkan perhatian pada kepentingan dan milik merka sendiri.

j.        Meniru
Dengan meniru seseorang yang diterima baik oleh kelompok sosial, anak-anak mengembangkan sifat yang menambah penerimaan kelompok terhadap diri mereka.

k.      Perilaku Kelekatan (Attachment Behavior)
Dari landasan yang diletakkan pada masa bayi, yaitu tatkala bayi mengembangkan suatu kelekatan yang hangat dan penuh cinta kasih kepada ibu atau pengganti ibu, anak kecil mengalihkan pola perilaku ini kepada anak/orang lain dan belajar membina persahabatan dengan mereka.


2.        Pola Perilaku yang Tidak Sosial

a.       Negativisme
Yaitu perlawanan terhadap tekanan dari pihak lain untuk berperilaku tertentu. Biasanya hal itu dimulai pada usia dua tahun dan mencapai puncaknya antara umur 3 dan 6 tahun. Ekspresi fisiknya mirip dengan ledakan kemarahan, tetapi secara setahap demi setahap diganti dengan penolakan lisan untuk menuruti perintah.

b.      Agresi
Agresi adalah tindakan permusuhan yang nyata atau ancaman permusuhan, biasanya tidak ditimbulkan oleh orang lain. Anak-anak mungkin mengekspresikan sikap agresif mereka berupa penyerangan secara fisik atau lisan terhadap pihak lain, biasanya terhadap anak yang lebih kecil.

c.       Pertengkaran.
Pertengkaran merupakan perselisihan pendapat  yang mengandung kemarahan yang umumnya dimulai apabila seseorang melakukan penyerangan yang tidak beralasan. Pertengkaran berbeda dengan agresi; pertama karena pertengkaran melibatkan dua orang atau lebih sadngkan agresi merupakan tindakan individu, dan kedua karena salah seorang yang terlibat di dalam pertengkaran memainkan peran bertahan sedangkan dalam agresi peran selalu agresif.

d.      Mengejek dan Menggertak
Mengejek merupakan penyerangan secara lisan terhadap orang lain, tetapi menggertak merupakan serangan yang bersifat fisik. Dalam kedua hal tersebut si penyerang memperoleh keputusan dengan menyaksikan ketidakenakan korban dan usahanya untuk membalas dendam.

e.       Perilaku yang Sok Kuasa
Perilaku sok kuasa adalah kecendrungan untuk mendominasi orang lain atau menjadi “majikan”. Jika diarahkan secara tepat hal ini dapat menjadi sifat kepemimpinan, tetapi umumnya tidak demikian, dan biasanya hal ini mengakibatkan timbulnya penolakan dari kelompok sosial.

f.       Egosentrisme
Hampir semua anak kecil bersifat egosentrik dalam arti bahwa mereka cnderung berpikir dan berbicara tentang diri mereka sendiri. Apakah kecendrungan ini akan hilang, menetap, atau akan berkembang semakin kuat, sebagian bergantung pada kesadaran anak bahwa hal itu membuat mereka tidak populer dan sebagian lagi bergantung pada kuat lemahnya keinginan mereka untuk menjadi populer.

g.      Prasangka
Landasan prasangka terbentuk pada masa kanak-kanak awal yaitu tatkala anak menyadari bahwa sebagian orang berbeda dari mereka dalam hal penampilan dan perilaku dan bahwa perbedaan ini oleh kelompok sosial dianggap sebagai tanda kerendahan. Bagi anak kecil tidaklah umum mengekspresikan prasangka dengan bersikap membedakan orang-orang yang mereka kenal.

h.      Antagonisme Jenis Kelamin
Ketika masa kanak-kanak berakhir, banyak anak laki-laki ditekan oleh keluarga laki-laki dan teman sebaya untuk menghindari pergaulan dengan anak perempuan atau memainkan “permainan anak perempuan”. Mereka juga mengetahui bahwa kelompok sosial memandang laki-laki lebih tinggi derajatnya daripada perempuan. Walaupun demikian, pada umur ini anak laki-laki tidak melakukan perbedaan terhadap anak perempuan, tetapi menghindari mereka dan menghindari aktivitas yang dianggap sebagai aktivitas anak perempuan.

Sumber:

Hurlock, B. Elizabeth. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga 

PERBEDAAN GAMBARAN PERKEMBANGAN FISIK ANAK


Tidak semua anak memiliki perkembangan fisik yang sama meskipun umurnya sama dan menyukai kegiatan motorik yang sama. Berikut penjelasan faktor penyebabnya:
1.     Hereditas
Penelitian pada anak kembar menunjukkan bahwa anak kembar identik memiliki tinggi badan yang relatif sama dibandingkan dengan anak kembar yang berasal dari 2 telur (kembar fraternal). Wilson (dalam Kail, 2001). Kedua orangtua memberi sumbangan yang sama besar bagi perkembangan tinggi badan anak-anak mereka. Secara umum dapat disimpulkan bahwa dua orangtua yang memiliki badan tinggi maka anaknya akan memiliki badan tinggi pula. Sebaliknya, anak yang pendek kemungkinan besar memiliki orangtua yan tidak tinggi juga.
2.    Hormon
Ada beberapa hormon yang mempengaruhi pertumbuhan fisik seseorang, misalnya hormon pertumbuhan (GH) yang dikeluarkan oleh kelenjar Somatomedin, yang dapat menyebabkan pertumbuhan otot dan tulang. Hormon lain yaitu thyroxine yang dikeluarkan oleh kelenjar thyroid di leher. Hormon ini penting untuk perkembangan yang tepat dari sel-sel saraf. Tanpa hormon ini akan menyebabkan seseorang akan menderota retardasi mental.
3.    Nutrisi

Nutrisi paling penting ditumbuhkan selama masa bayi dimana perkembangan fisik berkembang dengan sangat cepat. Pertumbuhan memerlukan banyak energi sehingg bayi sangat membutuhkan nutrisi yang seimbang untuk membantu peningkatan berat badannya. Nutrisi paling penting pada bayi adalah nutrisi yang terkandung dalam ASI.

KENALI SIFAT DAN KEMAMPUAN ANAK



A.    Kecerdasan Ganda dan Kreativitas Anak
Sekitar dua puluh lima tahun yang lalu, Dr. Howard Gardner, seorang ahli psikolog dan pakar ilmu syaraf dari Universitas Harvard, AS menemukan sebuah teori tentang kecerdasan. Ia mengatakan bahwa manusia lebih rumit dari pada yang dijelaskan dari tes IQ ataupun tes apapun itu. Ia mengatakan bahwa orang yang berbeda memiliki kecerdasan yang berbeda.
Pada tahun 1983, Howard Gardner dalam bukunya The Theory of Multiple Intelegence, mengusulkan delapan macam komponen kecerdasan, yang disebutnya sebagai Multiple Intelengence(Kecerdasan Jamak). Kecerdasan tersebut, yaitu:
1.      Kecerdasan Linguistik-Verbal
Orang yang memiliki kecerdasan linguistik, adalah anak yang terampil dalam berkata-kata. Mereka mampu mengungkapkan pikirannya dalam bentuk kata-kata seperti berbicara, menulis dan membaca. Mereka sangat cakap dalam berbahasa, menceritakan kisah, berdebat, berdiskusi, melakukan penafsiran, menyampaikan laporan dan berbagai aktivitas yang berkaitan dengan berbicara dan menulis. kecerdasan ini sangat diperlukan pada profesi pengacara, penulis, penyiar radio/televisi, editor, guru.

2.      Kecerdasan Logika-Matematika
Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan seseorang dalam berinteraksi dengan angka-angka dan bilangan, berpikir logis dan ilmiah, adanya konsisten dalam pemikiran. Seseorang yang cerdas secara logika-matematika seringkali tertarik dengan pola dan bilangan/angka-angka. Mereka belajar dengan cepat operasi bilangan dan cepat memahami konsep waktu, menjelaskan konsep secara logis, atau menyimpulkan informasi secara matematik.
Kecerdasan ini dapat membantu menemukan cara kerja, pola, dan hubungan, mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, mengklasifikasikan dan mengelompokkan, meningkatkan pengertian terhadap bilangan dan yang lebih penting lagi meningkatkan daya ingat.

3.      Kecerdasan Visual-Spasial
Kemampuan seseorang untuk meliht secara rinci gmbaran visual yang terdapat di sekitarnya. Seseorang seniman dapat memiliki kemampuan persepsi yang besar. Bila mereka melihat lukisan, mereka dapat melihat adanya perbedaan yang tampak di antara goresan-goresan kuas, meskipun orang lain tidak mampu melihatnya. Kecerdasan ini sangat dituntut untuk profesi sebagai fotografer, seniman, navigator, arsitek.

4.      Kecerdasan Ritmik Musikal
Kecerdasan ini merupakan kemampuan seseorang untuk mntimpan nada di dalam benaknya, untuk mengingat irama, dan secara emosional terpengaruh oleh musik. Banyak pakar berpendapat bahwa kecerdasan musik merupakan kecerdasan pertama yang harus dikembangkan dilihat dari sudut pandangan biologi (saraf) kekuatan musik, suara dan irama dapat menggeser pikiran, meningkatkan kebanggaan nasional, memberi ilham, meningkatkan ketakwaan dan mengungkapkan kasih sayang untuk orang lain.
Suatu studi yang dikutip oleh May Lim (2008) menunjukkan bahwa sekelompok siswa yang kepadanya diperdengarkan musik selama delapan bulan mengalami peningkatan dalam IQ spatial sebesar 46% sementara sekelompok kontrol yang tidak diperdengarkan musik hanya meningkat 6%.

5.      Kecerdasan Kinestetik
Yaitu kemampuan seseorang untuk membangun hubungan yang penting antara pikiran dengan tubuh, yang memungkinkan tubuh untuk memanipulasi objek atau menciptakan gerakan. Kecerdasan ini amat penting karena bermanfaat untuk meningkatkan: (a) meningkatkan kemampuan psikomotorik, (b) meningkatkan kemampuan sosial dan sportivitas, (c) membangun rasa percaya diri dan harga diri dan (d) meningkatkan kesehatan.

6.      Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan ini terkait dengan kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain. saat berinteraksi dengan orang lain, seseorang harus dapat memperkirakan perasaan, temperamen, suasana hati, maksud dan keinginan teman interaksinya, kemudian memberikan respon yang layak. Sehingga mereka mudah bergaul, banyak teman dan disenangi orang lain.
Di dalam pergaulan, mereka menunjukkan kehangatan, rasa persahabatan yang tulus, empati. Selain baik dalam membina hubungan dengan orang lain, orang yang memiliki kecerdasan ini juga akan berusaha menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan perselisihan dengan orang lain. Seseorang yang memiliki kecerdasan “bermasyarakat” akan (a) mudah menyesuaikan diri, (b) menjadi orang dewasa yang sadar secara sosial, (c) berhasil dalam pekerjaan.

7.      Kecerdasan Intrapersonal
Merupakan kemampuan dalam membangun persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan menggunakan kemampuan tersebut dalam membuat rencana dan mengarahkan orang lain.

8.      Kecerdasan Naturalis
Yaitu keahlian dalam mengenali dan mengkategorikan spesies-flora dan fauna di lingkungannya. Para pencinta alam adalah contoh orang tergolong sebagai orang-orang yang memiliki kecerdasan ini.

Disamping kedelapan jenis kecerdasan dasar yang telah dikembangkan dan penjelasan teoritisnya, beberapa prinsip yang perlu dipahami tentng aplikasi dari mdel ini, diantaranya; setiap orang memiliki kedelapan kecerdasan. Teori kecerdasan majemuk bukan alat untuk menetapkan satu kecerdasan yang sesuai dengan potensi seseorang.
Teori ini lebih menjelaskan fungsi kognitif yang menyatakan bahwa seseorang memilih kapasitas dalam kedelapan kecerdasan tersebut dan berjalan secara bersamaan dengan cara yang berbeda pada setiap orang.
Orang pada umumnya mengembangkan setiap kecerdasan sampai pada tingkat penguasaan tertentu. Setiap orang sebenarnya memiliki kemampuan mengembangkan kedelapan kecerdasan sampai pada kinerja tingkat tinggi secara memadai jika mendapat dukungan, pengayaan dan pengajaran-pelatihan.
Sumber:

Ayuningsih, Diah. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Pustaka Larasati